Israel Berhasil Mengatasi COVID-19 Dan Menawarkan Kerja Sama dengan Negara Muslim

Israel Berhasil Mengatasi COVID-19 Dan Menawarkan Kerja Sama dengan Negara Muslim

refusersolidarity – Kesuksesan Israel mengatasi pandemi COVID- 19 tiba bersamaan negara yahudi itu berupaya memperluas kerja sama ekonomi, serta menormalkan hubungan dengan orang sebelah Arab-nya serta negara- negara Muslim. Dengan lebih dari setengah 9, 25 juta penduduknya sudah menemukan vaksin COVID- 19, Israel terletak tepat dipuncak dorongan inokulasi garis besar, memperbaiki“situasi parah” di negera yang mencatat sekitar 10. 000 kasus setiap hari 3 bulan kemudian. Ketika suntikan vaksin pertama dikeluarkan pada 19 Desember, Israel baru saja melaksanakan lockdown kedua serta sudah bersiap buat mungkin yang ketiga kala gelombang terkini peradangan meletus. Merasakan terdapatnya urgensi, pihak berwenang memepercepat usaha vaksinasi, kata duta besar Israel buat Singapore, Sagi Karni, pada This Week in Asia.

Israel Berhasil Mengatasi COVID-19 Dan Menawarkan Kerja Sama dengan Negara Muslim –  Karni berkata, beberapa dari pelajaran Israel dalam menanggulangi COVID 19 berasal dari Singapore, yang dikonsultasikannya semenjak awal wabah, saat sebelum Organisasi Kesehatan Dunia( World Health Organization) mengatakan sebagai pandemi pada Maret. Negera kota itu mendiagnosis penderita COVID- 19 pertamanya pada 23 Januari, sedangkan kasus pertama Israel muncul hampir sebulan setelah itu pada 21 Februari.“ Kita bertanya dengan Singapore sebab kita ketahui serta kita menyakini sistemnya, jadi berarti buat memilah mereka buat memperoleh data yang betul serta evaluasi yang tepat mengenai bagaimana pandemi ini terjadi ,” ucap Karni pada This Week in Asia dalam tanya jawab pada 1 April yang pula meliput ikatan Israel dengan Asia serta negara- negara Muslim di area itu. Sedangkan Israel sudah berganti arah, dengan departemen kesehatan memberi tahu cuma 357 infeksi baru pada Selasa( 6 atau 4), Karni menulis lebih gampang buat membuat orang taat pada langkah awal wabah sebab terdapat“ kekhawatiran besar”. Bersamaan berjalannya durasi, sebagian orang Israel merasa pemerintah melebih-lebihkan suasana pandemi, katanya.

Israel Berhasil Mengatasi COVID-19 Dan Menawarkan Kerja Sama dengan Negara Muslim

Ini berlainan dengan tanggapan orang Singapore. Walaupun terdapat sebagian contoh di mana masyarakat ketahuan melanggar ketentuan COVID- 19, mayoritas orang mematuhi batasan itu.“ Warga di Israel berlainan dengan warga di Singapore. Ini terdapat hubungannya dengan budaya,” kata Karni. Walaupun sedemikian itu, walaupun kedua negeri mempunyai populasi yang relatif kecil, dorongan Israel jauh melewati negeri kota itu. Sejak 3 April, Singapore sudah membagikan satu dosis vaksin pada sekitar sepersepuluh populasi serta 2 takaran buat 8, 2 persen populasi. Rendahnya tingkatan penularan komunitas membuat titik berat masyarakat Singapore buat lekas diinokulasi berkurang, Karni mencermati.“ Jadi, pemerintah butuh memberikan lebih banyak dorongan untuk masyarakat buat berangkat serta memperoleh vaksin.”

– ‘PULAU GEOPOLITIK‘

Keberhasilan pandemi Israel datang pada saat negara Yahudi tersebut berupaya untuk memperluas interaksi ekonominya dan menormalisasi hubungan dengan tetangga Arabnya, meskipun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghadapi tantangan membentuk pemerintahan koalisi di parlemen negara yang terpecah bulan ini. , Israel adalah “pulau geopolitik” karena telah lama “terputus dari tetangga Arab kita”. Isolasi ini juga tercermin dalam metode perdagangan Israel, dengan interaksi ekonomi “nol” dengan negara tetangga, dan sebagian besar perdagangan dengan Eropa dan Amerika Utara, yang baru-baru ini berpindah ke kawasan Asia-Pasifik.

Baca Juga : Wanita Israel Berdemo di Perbatasan, Solidaritas Bagi Wanita Palestina

Konflik jangka panjang antara Israel dan Palestina telah mengakibatkan hubungan yang buruk dengan negara-negara Muslim. Tetapi Karni mengatakan dia yakin bahwa para pemimpin di dunia Muslim Arab baru-baru ini melihat Israel “bukan bagian dari masalah, tetapi bagian dari solusi” sebab mereka ingin merestrukturisasi ekonomi dari minyak serta gas. Selama bertahun-tahun inovasi di wilayah tersebut, Israel telah menjelaskan bahwa kami bersedia untuk berbagi pengalaman dan teknologi kami, “kata Karni. Salah satu perkembangan terpenting adalah Perjanjian Abraham yang ditandatangani Israel dengan UEA dan Bahrain pada September lalu. tahun Pertama sejak perjanjian damai dengan Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994, hubungan antara Israel dan negara-negara Arab telah dinormalisasi secara publik.

Para pengamat mengatakan perjanjian itu dapat menandai pergeseran geopolitik di Timur Tengah, sebab bisa mengarah pada pembentukan kedutaan besar, maskapai penerbangan komersial, pariwisata dan hubungan keamanan. Israel telah menandatangani perjanjian sama dengan Kosovo, Sudan serta Maroko dalam beberapa bulan terakhir. Kosovo ini mendirikan kedutaan besar di Yerusalem bulan lalu, serta Bahrain menunjuk duta besar pertamanya buat Israel pekan lalu, menyebut Perjanjian Abraham sebagai “konseptual” pergeseran Paradigma “, di mana negara-negara Arab dan Israel secara terbuka menandatangani perjanjian, “tidak pernah bekerja secara tertutup.”

Rumusnya juga berbeda. Perdamaian mempromosikan perdamaian, perdagangan mempromosikan perdagangan, penerbangan mempromosikan penerbangan, pariwisata mempromosikan pariwisata, dan sains mempromosikan sains, katanya. Dia menambahkan bahwa transaksi sebelumnya sering memberi Israel perdamaian dengan imbalan tanah Israel. Transformasi ini telah berlangsung selama beberapa waktu, dan Timur Tengah mulai menyadari bahwa permasalahan di kawasan ini adalah “radikalisme dan ancaman destabilisasi dari Iran”. Rezim di kawasan. ”Karni mengatakan bahwa Israel telah” diam-diam bekerja sama “dengan beberapa negara Arab ini selama bertahun-tahun, dan mereka bersiap untuk menandatangani perjanjian normalisasi dan menjalin hubungan terbuka.

“ Pada dasarnya, yang mereka katakan merupakan:‘ Kita tidak mau melepas Palestina menahan masa depan kita sebagai jaminan. Kita mau bergerak maju, kita mau mempunyai teknologi yang lebih bagus, inovasi yang lebih bagus, perdagangan yang lebih bagus, peluang investasi yang lebih bagus, serta kita letih memeberikan hak veto pada Palestina dengan mempertaruhkan perkembangan kita.” Karni, yang ialah kepala dinas pemograman kebijaksanaan di Kementrian Luar Negara Israel saat sebelum penempatannya di Singapore, berkata, Israel sudah mengetahui “ selama ini” kalau ada makna dalam hubungannya dengan negara-negara Arab Mukmin, serta ia berambisi negara- negara Muslim di Asia Tenggara pula dapat mempunyai“ ikatan yang berguna” dengan Israel.

Saat ini, Israel tidak mempunyai ikatan diplomatik resmi dengan Malaysia serta Indonesia. Dari 10 negera dalam gulungan ASEAN, Israel mempunyai kedutaan cuma di Singapore, Vietnam, Myanmar, Thailand, serta Filipina. Saat Netanyahu mendatangi Singapore pada 2017, pesawatnya menempuh arah 11 jam mengarah Singapore dari Sydney sebab Indonesia tidak membagikan akses ke area udara nasionalnya pada kongsi penerbangan Israel El Angkatan laut(AL). Bagi Karni, pemikiran Timur Tengah kepada Israel lagi berganti, serta Israel berambisi bisa membina ikatan yang lebih bagus dengan negara- negara kebanyakan Muslim, paling utama negara- negara besar semacam Indonesia serta Malaysia.

Pada 2016 Netanyahu meminta Indonesia buat menormalkan hubungan diplomatik, namun Jakarta berkata akan melaksanakannya cuma saat Palestina diserahkan negera merdeka. Malaysia, sedangkan itu, menjawab dengan metode yang sangat bermusuhan kepada Perjanjian Abraham. Menteri Luar Negari Hishammuddin Hussein menekankan dukungan Malaysia buat Palestina, sedangkan Mahathir Mohamad berkata, perjanjian itu mengutip tindakan kalau Palestina merupakan kepunyaan Israel. Karni melaporkan posisi Israel sudah jelas.

“ Kita terbuka serta ingin dan terpikat buat menjalin hubungan baik dengan semua negara. Kita tidak menentang Malaysia, kita tidak menentang Indonesia,” katanya.“ Kita mau mempunyai hubungan diplomatik yang wajar, ikatan politik yang kita mau pula, serta yang sangat berarti, ikatan ekonomi yang wajar.” Tetapi, Karni mengakui, keputusan terletak di tangan negara- negara ini serta lekas sehabis membuktikan ketertarikan,“ kita dapat bergerak amat cepat ”.“ Tetapi kita tidak dapat memaksa siapa juga buat jadi sahabat kita,” tegasnya.

Share