Wanita Israel Berdemo di Perbatasan, Solidaritas Bagi Wanita Palestina

Wanita Israel Berdemo di Perbatasan, Solidaritas Bagi Wanita Palestina

refusersolidarity – ‘Para pemimpin kita serta pemimpin mereka tidak mau membuat pergantian, jadi ini tergantung pada kita,’ bagi seseorang penggerak perdamaian Israel yang berparade dalam kebersamaan dengan pawai wanita pertama oleh masyarakat Palestina sebagai bagian dari protes Rute Gaza yang lagi berlangsung. Golongan yang beranggotakan sekitar 50 aktivis terkumpul serta berparade dalam solidaritas di bagian wilayah Israel di pinggiran Gaza Selasa( 3 atau 7) malam, selama demonstrrasi wanita terencana yang pertama, yang jadi bagian dari protes Rute Gaza yang lagi berlangsung.

Wanita Israel Berdemo di Perbatasan, Solidaritas Bagi Wanita Palestina

Setelah berjumpa di dekat Kibbutz Nahal Oz, salah satu komunitas Israel yang terdapat sangat dekat dengan pinggiran, golongan wanita kebanyakan berbicara lewat handphone ke salah satu wanita penyelenggara protes di Jalur Gaza.“ Dia berterima kasih pada kita atas sokongan kita serta berkata itu amat berarti untuk mereka,” tutur Ghadir Hani, yang menerjemahkan perkata eksekutor dari bahasa Arab ke bahasa Yahudi.“ Ia berdialog mengenai daya wanita serta gimana aksi Four Mothers membantu Israel pergi dari Lebanon serta gimana wanita mempunyai daya buat membuat pergantian,” katanya, merujuk segerombol perempuan yang putranya melayani di Lebanon serta yang membuat golongan keluhan yang membantu penarikan Israel dari negera itu.

Wanita Israel Berdemo di Perbatasan –  Hani, seseorang anggota gerakan sosial serta politik pangkal rumput, Standing Together, berkata kalau ia lebih senang tidak mengidentifikasi penyelenggara di Gaza dengan nama. Standing Together mengatur banyak orang Yahudi serta Arab yang mau melaksanakan kampanye buat perdamaian, kesetaraan, serta keadilan sosial, serta kelompok itu bersama- sama menyelenggarakan kegiatan kebersamaan hari Selasa dengan segerombol masyarakat dari komunitas pinggiran Gaza yang diucap Other Voice. Dokter. Julia Chaitin, dari Kibbutz Urim, berdialog pada penyelenggara Gaza atas nama Other Voice.

“ Aku berkata kepadanya kalau di sini di bagian pinggiran ini kita sekitar 50( orang),” kata Dokter Chaitin.“ Selama 10 tahun kita sudah berkata kalau pengepungan wajib selesai. Kalau kita tidak memandang mereka sebagai musuh, kita memandang mereka sebagai orang sebelah kita, serta kalau para atasan serta atasan kita tidak mau melaksanakan pergantian alhasil tergantung kita buat membuat pergantian.” Sehabis panggilan telepon, dekat separuh dari golongan itu berjalan ataupun maju dekat satu mil lewat cerang pertanian Israel ke tempat pengintaian di mana pengunjuk rasa Gaza nampak di bagian lain pinggiran. Para perempuan itu mengangkut isyarat dengan slogan- slogan semacam“ Masa Depan Martabat serta Harapan di Kedua Sisi Perbatasan” serta“ Hentikan Perang Gaza Selanjutnya” sedangkan sirene berbunyi serta angkatan Israel memicu botol gas air mata pada para pengunjuk rasa, yang beberapa tertiup kembali ke arah golongan Israel oleh angin.

Baca Juga : Rencana Imigrasi Yahudi Ethiopia Disetujui Israel

Dror Adam, wanita berumur 17 tahun dari Sderot, merupakan salah satu perempuan paling muda di kalangan itu. Ia berkata ia merasa berarti buat tiba sebab ia secara individu hadapi gimana kekerasan yang lagi berjalan di area itu mengganggu komunitas di kedua bagian pinggiran. Pada 2006, saat Dror berumur 7 tahun, rumah keluarganya dihancurkan oleh suatu roket yang ditembakkan ke Israel dari Rute Gaza.“ Kita merupakan orang sebelah,” tutur Dror, berbicara mengenai perempuan di Gaza.“ Aku merasa prihatin mereka serta mereka sepatutnya tidak kehilangan harapan .”

Namun tidak seluruh perempuan yang tiba buat berdiri dalam olidaritas tinggal di komunitas terdekat. Hamutal Gouri melaksanakan perjalanan dari Yerusalem buat berdiri di pinggiran.“ Aku mau terdapat kedatangan di mari dari perempuan serta laki- laki yang berkata,‘ Kita mengikuti Kamu, kita pula di sini sebagai perempuan, sebagai banyak orang yang yakin pada aktivisme tanpa kekerasan serta dalam pernyataan rukun dari bentrokan,” kata Gouri.“ Aku yakin kalau kami para wanita adalah banyak orang yang bisa serta akan bawa akad rukun,” lanjutnya,“ sebab aku pikir kita mempunyai perspektif yang berlainan. Kita bawa suatu yang lain sebagai pilihan.”

Di Gaza, ribuan perempuan Palestina mengutip bagian dalam unjuk rasa di sepanjang pinggiran dengan Israel. Dikabarkan kalau angkatan Israel memakai langkah- langkah keras, menembakkan tabung gas air mata serta bom lempar asap pada karnaval itu. Laporan- laporan Palestina pula berkata kalau 3 orang terluka oleh tembakan Israel pada saat unjuk rasa, dekat pagar serta timur Kota Gaza.

– Wanita Palestina di Garis Depan Protes Anti-Israel

Dalam panorama alam sangat jarang, wanita Palestina terletak di garis depan selama bentrokan Jumat( 13 atau 4) dengan angkatan Israel di sepanjang perbatasan Rute Gaza- Israel. Tembakan beruntun peluru serta gas air mata oleh tentara Israel tidak membatasi wanita pengunjuk rasa bergabung dalam keluhan mingguan di wilayah pinggiran Rute Gaza. Ribuan orang Palestina terkumpul di bagian timur Rute Gaza buat mengadakan keluhan mereka dalam pertemuan terbuka Jumat ketiga beruntun untuk menentang Israel. Beberapa bagian dari pertemuan terbuka enam minggu yang diberi nama ” Pawai Akbar Kepulangan”, yang diawali pada tanggal 30 Maret, orang Palestina mengadakan 5 pertemuan terbuka di bagian timur Rute Gaza di sepanjang pinggiran dengan Israel buat berdemonstrasi.

Pawai itu direncanakan mencapai puncaknya pada 15 Mei, hari sehabis peringatan ke- 70 kebebasan Israel tetapi diperingati oleh orang Palestina sebagai Hari Nakba ataupun” Hari Bencana”. Pada Jumat ketiga karnaval itu, wanita melemparkan batu ke arah angkatan Israel sedangkan yang lain mengibarkan bendera Palestina di sejauh pagar pembatas. Wanita lain bawa ban karet serta mengangkutnya untuk pengunjuk rasa yang membakar ban itu untuk mengahalangi daya pandang angkatan Israel. Perihal itu untuk menhindari jatuhnya korban jiwa di golongan pemrotes.

” Wanita Palestina merupakan bagian yang menyatu dalam masyarakat… hari ini mereka meyakinkan ini,” kata Sarah setelah dia membagikan satu ban mobil pada pemrotes berkedok.” Peperangan nasional serta menjaga hak pengungsi buat kembali tidak terbatas pada kalangan laki- laki. Wanita Palestina selalu terletak di garis depan,” tutur wanita itu dengan besar hati. Selama protes Jumat, satu orang Palestina berpulang serta sekurang- kurangnya 968 orang lagi luka dalam tabrakan antara pengunjuk rasa Palestina serta tentara Israel di bagian timur Rute Gaza.

Share